Minggu, 18 Juni 2017

PENGOBATAN TRADISIONAL



TANAMAN OBAT DAUN ANDONG


Daun andong merupakan tanaman yang sering dijumpai di dekat dengan perumahan warga, selain warna daun yang cantik ternyata daun andong berwarna merah juga dapat menangkal roh jahat yang ingin mengganggu. Di Bali daun andong juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana upacara dalam Agama Hindu, sehingga keberadaan daun andong banyak dijumpai di Bali. Selain sebagai sarana upacara ternyata daun andong juga dapat dimanfaatkan sebagai obat, tetapi tak banyak yang tahu kasiat dari daun yang satu ini, kasiat dari daun ini dapat menyembuhkan penyakit seperti:
1.     Obat wasir
Penyakit hemoroid atau wasir adalah pembengkakan atau peradangan pembuluh darah disekitar anus dan bagian rektum bawah. Ciri-ciri penyakit wasir ambeien tidak hanya memberikan rasa sakit kepada penderitanya, tetapi juga memberikan rasa minder atau malu karena menderita penyakt ini. Berikut ini adalah cara pengobatan dari daun andong untuk penyakit wasir, yaitu caranya, siapkan 7 lembar daun wungu, 3 lembar daun andong segar. Potong-potong kedua daun tersebut, lalu direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai tinggal 2 gelas. Minum secara rutin tiap hari sampai sembuh.
2.    Pereda batuk berdarah
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang ditandai dengan gejala batuk tidak sembuh-sembuh yang disebabkan oleh bakteri. Selain menyerang paru-paru, penyakit TBC juga dapat menyerang organ tubuh yang lain. Adapun cara pengobatan TBC dengan daun andong yaitu,: ambil daun andong merah dan bunganya, lalu dijemur sampai kering setelah itu dicuci sampai bersih, rebus sampai mendidi. Ramuan ini diminum selagi hangat sebanyak 3 kali sehari.
3.    Memperlancar haid
Bagi para wanita daun andong juga ternyata dapat memperlancar haid/menstruasi. Daun andong merah bagus untuk memperlancar haid tak teratur sekaligus meredakan pendarahan yang berlebihan. Adapun cara untuk memperlancar haid dengan daun andong adalah rebus akar dan daun andong sampai mendidih. Setelah itu  minum air rebusan tersebut setelah terasa dingin sebanyak 2 kali sehari.
4.    Menyembuhkan radang gusi
Radang gusi biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Cara pengobatan dengan daun andong adalah haluskan daun andong, lalu dicampur dengan sedikit garam. Selanjutnya dioleskan ke bagian gusi yang membengkak dan mengurangi rasa nyeri.
Semoga dapat membantu untuk menyembuhkan penyakit anda, jika tidak ingin sakit maka jagalah kesehatan anda.

Minggu, 11 Juni 2017

RAMBU SOLO, TRADISI PEMAKAMAN UNIK DI TANA TORAJA



http://assets.kompas.com/data/photo/2015/03/31/1708005toraja-1780x390.jpg
RAMBU SOLO, TRADISI PEMAKAMAN UNIK DI TANA TORAJA


Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata paling populer di Provinsi Sulawesi Selatan. Di sini Anda menikmati kebudayaan khas Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dengan budaya khas Austronesia asli. Cicipilah nuansa lain kebudayaan yang unik dan berbeda, mulai dari rumah adat Tongkonan, upacara pemakaman Rambu Solo, Pekuburan Gua Londa, Pekuburan Batu Lemo, atau Pekuburan Bayi Kambira. Menurut mitos yang  diceritakan dari generasi ke generasi, nenek moyang asli orang Toraja turun langsung dari surga dengan cara menggunakan tangga, di mana tangga ini berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (satu-satunya Tuhan). Nama Toraja pertama kali diberikan oleh Suku Bugis Sidenreng yang menyebut penduduk yang tinggal di daerah ini sebagai "Riaja" (orang yang mendiami daerah pegunungan). Sementara rakyat Luwu menyebut mereka, "Riajang" (orang-orang yang mendiami daerah barat).

http://assets.kompas.com/data/photo/2015/03/31/1711347toraja-2780x390.jpg

Versi lain mengatakan bahwa Toraja dari kata "Toraya" (Tau: orang, dan raya atau maraya: besar), gabungan dua kata ini memberi arti "orang-orang hebat" atau "manusia mulia". Berikutnya istilah yang lebih sering dipakai adalah sebutan Toraja, kata "tana" sendiri berarti daerah. Penduduk dan wilayah Toraja pun akhirnya dikenal dengan Tana Toraja.
Masyarakat Toraja menganut "aluk" atau adat yang merupakan kepercayaan, aturan, dan ritual tradisional ketat yang ditentukan oleh nenek moyangnya. Meskipun saat ini mayoritas masyarakat Toraja banyak yang memeluk agama Protestan atau Katolik tetapi tradisi-tradisi leluhur dan upacara ritual masih terus dipraktikkan. Masyarakat Toraja membuat pemisahan yang jelas antara upacara dan ritual yang terkait dengan kehidupan dan kematian. Hal ini karena ritual-ritual tersebut terkait dengan musim tanam dan panen.
http://assets.kompas.com/data/photo/2015/03/31/1716524jenazahh780x390.jpg

Masyarakat Toraja mengolah sawahnya dengan menanami padi jenis gogo yang tinggi batangnya. Di sepanjang jalan akan Anda temui padi dijemur dimana batangnya diikat dan ditumpuk ke atas. Padi dengan tangkainya tersebut disimpan di lumbung khusus yang dihiasi dengan tanduk kerbau pada bagian depan serta rahang kerbau di bagian sampingnya. Tana Toraja memiliki dua jenis upacara adat yang populer yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka. Rambu Solo adalah upacara pemakaman, sedangkan Rambu Tuka adalah upacara  atas rumah adat yang baru direnovasi. Khusus Rambu Solo, masyarakat Toraja percaya tanpa upacara penguburan ini maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya. Orang yang meninggal hanya dianggap seperti orang sakit, karenanya masih harus dirawat dan diperlakukan seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau beragam sesajian lainnya.
http://assets.kompas.com/data/photo/2015/03/31/1721145kerbauu1780x390.jpg

Upacara pemakaman Rambu Solo adalah rangkaian kegiatan yang rumit ikatan adat serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Persiapannya pun selama berbulan-bulan. Sementara menunggu upacara siap, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau tongkonan. Puncak upacara Rambu Solo biasanya berlangsung pada bulan Juli dan Agustus. Saat itu orang Toraja yang merantau di seluruh Indonesia akan pulang kampung untuk ikut serta dalam rangkaian acara ini. Kedatangan orang Toraja tersebut diikuti pula dengan kunjungan wisatawan mancanegara. Dalam kepercayaan masyarakat Tana Toraja (Aluk To Dolo) ada prinsip semakin tinggi tempat jenazah diletakkan maka semakin cepat rohnya untuk sampai menuju nirwana. Bagi kalangan bangsawan yang meninggal maka mereka memotong kerbau yang jumlahnya 24 hingga 100 ekor sebagai kurban (Ma’tinggoro Tedong). Satu di antaranya bahkan kerbau belang yang terkenal mahal harganya. Upacara pemotongan ini merupakan salah satu atraksi yang khas Tana Toraja dengan menebas leher kerbau tersebut menggunakan sebilah parang dalam sekali ayunan. Kerbau pun langsung terkapar beberapa saat kemudian.
http://assets.kompas.com/data/photo/2015/03/31/1724378suku-traja780x390.jpg
Masyarakat Toraja hidup dalam komunitas kecil di mana anak-anak yang sudah menikah meninggalkan orangtua mereka dan memulai hidup baru di tempat lain. Meski anak mengikuti garis keturunan ayah dan ibunya tetapi mereka semua merupakan satu keluarga besar yang tinggal di satu rumah leluhur (tongkonan).
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial Suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual Suku Toraja. Oleh karena itu, semua anggota keluarga diharuskan ikut serta sebagai lambang hubungan mereka dengan leluhur.

Sumber:
http://travel.kompas.com/read/2015/03/31/193800427/Rambu.Solo.Tradisi.Pemakaman.Unik.di.Tana.Toraja

TRADISI HARI RAYA GALUNGAN



TRADISI MENJELANG HARI RAYA GALUNGAN

Tradisi yang ada di keluarga saya itu adalah pada saat serangkaian hari Raya Galungan. Tradisi ini rutin dilakukan oleh keluarga saya tepatnya yang berada di Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Tradisi ini yaitu natab (dalam istilah Bali) pada saat sebelum Galungan yaitu pada saat Penampahan Galungan kami anak-anak muda yang belum memiliki ikatan pernikahan melaksanakan natab bersama di Sanggah Kemulan, tradisi ini sudah dilakukan sejak lama oleh para nenek moyang kami, memang natab bersamaan pada saat Penampahan Galungan tidak semua orang yang melakukannya, tetapi keluarga saya masih melakukan tradisi ini agar kami para anak muda yang belum memiliki ikatan pernikahan dapat berbuat baik seperti kalahnya adharma melawan dharma sehingga diperingatilah hari raya besar seperti Hari Raya Galungan. Bukan hanya kami yang belum menikah saja yang melakukan natab, tetapi para bapak-bapak yang ada juga melaksanakan natab tetapi mereka hanya natab di belenya masing-masing. Tidak hanya itu saja, keesokan harinya pada saat Hari Raya Galungan kami yang belum menikah juga melakukan natab pada masing-masing bale yang kami miliki. Tradisi ini masih dilakukan oleh keluarga yang ada di pekarangan rumah saya saja, walaupun ada banyak orang yang ada di desa saya, mereka tidak pernah melakukan natab pada saat Hari Raya Galungan. Empat hari kemudian yang bertepatan pada saat ulian yang bertepatan pada hari minggu kami kembali melaksanakan natab bersama di sanggah kemulan, natab ini hanya dilakukan oleh orang yang belum menikah. Tradisi inilah yang saya tunggu-tunggu karena pada saat natab yang bertepatan pada saat ulian kami anak muda diberikan kecek barak. Kecek barak ini adalah hasil dari kunyahan daun sirih, gambir dll yang dikunyah oleh tetua yang ada di pekarangan rumah, dan kunyahan itulah yang akan ditempelkan didahi dan di leher kami. Pada saat itulah kami merasa seperti orang India yang berisi tanda merah di dahi. Tradisi ini lagi-lagi hanya dilakukan oleh keluarga saya, inilah tradisi yang kami lakukan pada saat serangkaian Hari Raya Galungan.

PUISI UNTUK TEMAN



KAWANKU

Hai kawan…
Dimana dirimu sekarang? Sudah lama kita tak berjumpa
Semua berlalu begitu cepat, tak terasa hampir 6 tahun kita berpisah
Tetapi, jika Tuhan mempertemukan kita kembali apakah kau masih ingat denganku kawan?
Aku harap kau masih sama seperti dulu yang ingin berbagi canda dan tawa denganku
Kerinduanku denganmu sangatlah dalam
Setiap hari aku berdoa agar aku dipertemukan kembali denganmu
Aku benar-benar rindu kawan
Akupun tak tahu bagaimana keadaanmu sekarang kawan
Aku ingin mencarimu, tapi kemana aku harus pergi hingga bisa menemukanmu
Setiap hari aku menanti kabar darimu, tapi penantian ini terasa sia-sia karena tak sedikitpun aku menerima kabar darimu
Bagaimanapun juga sampai saat ini aku akan masih menunggu dan menunggumu disini sampai aku menerima kabar darimu

Kerajinan Dari Batok Kelapa

Kerajinan Dari Batok Kelapa          Pemanfaat batok kelapa sebagai wadah sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat . Pengguna...